Nara, kota yang sangat indah untukku, kota yg mempertemukan aku dengan orang Indonesia yang tinggal di Jepang. Semoga saja dia bisa menjadi temanku berbagi cerita selama di Jepang. Pagi itu cuaca seperti biasanya cerah dengan teriakan burung kecil-kecil yg sudah menari-nari di atas pohon Cherry Blossoms kesayanganku. Semalam aku sudah memutuskan untuk mengganti nomor Telefonku agar aku hidup tenang di Jepang tanpa gangguan Ibra *Sang mantan yg mengganggu hidupku yg tiada henti*. Dentang jam ku berbunyi pukul 7 menandakan aku segera bergegas pergi ke kampus, untuk menyelesaiakan tugas yg sangat menumpuk seperti tumpukkan baju yg setiap hari harus aku rapikan. Kaki ku terus melangkah pergi jauh semakin jauh dari tempat tinggalku, tapi rasanya ada yg aneh, ada seseorang yg terus mengikuti setiap langkah kecilku, tapi kenapa setiap ku tengok kebelakang tak ada siapapun.
Sampai sore dikampus tak membuatku lelah sama sekali karna aku tau tujuan utamaku tinggal disini untuk apa. Pukul 5 aku beranjak pergi dari tempat duduk kesayanganku saat dikampus, aku ingin selalu pulang cepat karena aku ingin menikmati secangkir teh didekat taman yg penuh dengan pohon Cherry Blossoms.
Sampai sore dikampus tak membuatku lelah sama sekali karna aku tau tujuan utamaku tinggal disini untuk apa. Pukul 5 aku beranjak pergi dari tempat duduk kesayanganku saat dikampus, aku ingin selalu pulang cepat karena aku ingin menikmati secangkir teh didekat taman yg penuh dengan pohon Cherry Blossoms.
********************************************
Jam menunjukkan pukul 5, Fatur segera pergi ketaman dekat Perumahan Chiyoda, karena dia tau kalau Aira akan berada disana untuk menikmati secangkir teh. Fatur ternyata diam-diam sudah mulai mengamati setiap tingkah polah yg selalu dilakukan Aira dengan bertanya kepada Okaasan yg menjual teh disudut tempat tinggalnya. Entah harus diawali dan dimulai dari mana sebuah rasa yg datang secara tiba-tiba tanpa pemilik hatinya saja tidak tahu, atau mungkin semua sudah takdir dari Tuhan untuk sebuah pertemuan kecil yg akan menumbuhkan rasa begitu besar, entahlah hanya Tuhan yg tau soal isi hati setiap manusia.
*******************************************
Sore itu, senja itu telah datang didepan mataku, senja yang setiap kali mengingatkanku dengan Negaraku, dulu aku selalu menemukan kenyamanan disana, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari senja baru di negeri Sakura ini. Seperti biasa secangkir teh manis dari kedai Okaasan yg selalu menemani hari-hari indahku dengan semangkuk Mie Ramen yg masih panas untuk ku santap sambil menikmati senja yg begitu indah. Duduk dibawah Pohon Cherry Blossoms kesukaanku menambahrasa nyamanku disini. Sering ditanya soal siapa kekasihmu oleh Okaasan aku hanya memberikan senyuman termanisku untuk beliau, karena aku ke Jepang bukan untuk mencari kekasih melainkan mencari Ilmu untuk kubawa Pulang Ke Indonesia.
Tiba-tiba ku dikejutkan oleh suara seorang lelaki yg sontak membuat jantungku seakan mau copot dari tempatnya, ternyata itu Fatur, yg ternyata sedari tadi duduk tak jauh dari tempatku.
"Hey." selamat senja.
"Hey.. aduh kamu mah datang bukannya salam, malah ngagetin, kenapa selamat senja." tanyaku.
"Oh iya lupa, Assalammualaikum.. karna kamu suka kan sama Senja."
"Waalaikum salam.. iya kok kamu tau."
"Ada deh, kamu suka makan mie ramen juga, kayaknya enak tuh .. dimana belinya."
"Iya aku suka yg pedas jadi enak, itu ditempat Okaasan itu yg ada didekat Mushola, aku sering beli disitu, enak kok."
"Serius kamu, ya udah aku beli dulu ya."
Mereka berdua sudah asyik mengobrol sampai bunyi Adzan Maghrib terdengar diMushola kecil itu, memang hanya sedikit orang yg Beragama Islam disana, karena yg beragama islam kebanyakan pendatang dari Luar Jepang & khusus tinggal diKota Nara. Mereka berdua beranjak pergi dari tempat itu, mereka segera pergi menuju Mushola, tapi ditengah Jalan Aira berhenti melangkahkan kakinya, karena terkejut dengan Ucapan Fatur yg sontak membuatnya tertegun beberapa saat.
"Ira, sudah maghrib ayo sholat dulu, tapi sebelumnya aku ingin mengucapkan sesuatu padamu."
"Apa, aku tadi juga ingin mengajakmu pergi ke Mushola untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Islam."
"Boleh gak aku jadi Imam dalam setiap sujudmu."
"Heh......." sekaan bibirku berhenti berucap atas hal ini.
"Maaf sebelumnya Aira, sejak malam itu, entah kenapa aku mengagumimu, aku bangga akan Jilbabmu, aku bangga akan sikapmu yg tertutup kepada orang, aku ingin memiliki seorang Makmum yg seperti dirimu."
"Tapi Fatur, kenapa secepat ini, aku saja baru mengenalmu, kenapa kau sudah memiliki rasa yg seperti itu padaku."
"Kau tak harus menjawabnya sekarang, besok atau kapanpun silahkan kau jawab, sekarang mari kita Sholat, tapi izinkan aku menjadi imam untukmu."
"Ya sudah baiklah, mari."
Mereka segera melaksanakan Sholat, tetapi sama Fatur tetap menjadi Imam Aira dalam Sujudnya kali ini. Mungkin Tuhan sudah menakdirkan mereka untuk bersama meski waktu yg mereka miliki secepat ini, tapi setidaknya semuanya sudah jelas, bahwa Fatur ingin menjaga Aira & menjadi Imam dalam setiap sujudnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar