Senin, 30 Juni 2014

Kutemukan dirimu diantara Cherry Blossoms

 "Hujan Di Kota Nara"  

Malam itu udara di kota Nara, Jepang sedikit berbeda dari biasa. Kota yg biasanya ramai dengan orang-orang berlalu lalang, kali ini sangat sepi sekali entah semua orang pada kemana. Sedikit ku lihat keatas ternyata ada segumpal awan hitam yg sepertinya akan turun Hujan dikota ini, alamat jadwalku untuk pergi ke pusat kota untuk mencari kado batal ku lakukan. Sejenak ku menikmati secangkir teh buatan Okaasan yg sangat terkenal manis di Kedai kecil yg ada disudut tempatku tinggal. Okaasan ini sangat ramah terhadapku karena aku selalu mampir ketempatnya meskipun hanya ingin menikmati secangkir teh saja. 

Ternyata dugaanku benar Hujan lebat turun dikota Nara, bodohnya aku memaksakan beranjak pergi dari Kedai Okaasan Yaka untuk segera membeli Kado untuk dikirim ke Indonesia. Ku memutuskan berteduh di salah satu tempat yg menurutku asing, tak pernah ku ketahui sebelumnya. Di otakku tak ada fikiran negatif tentang tempat ini, karena jika aku memutuskan untuk terus menerobos lebatnya Hujan kali ini, aku yang akan sakit. Beberapa menit ku menunggu hujan ini reda, tiba-tiba HP ku berbunyi, layar itu menunjukkan nama seseorang *Ibra*, segera ku angkat HP yg sedari tadi berdering tak jelas. 

"Assalammualaikum." sapa ku.
"Waalaikum salam, kamu masih di Jepang, kamu kapan pulang ke Indo, kapan kita bisa menikmati lagi arum manis kesukaanmu." suara cerewet yg jauh di ujung sana yg selalu aku dengar sampai gendang telinga ini mau pecah. 
"Mungkin aku akan menetap disini, kuliah ku belum selesai, maaf, mungkin aku harus tinggal lebih lama lagi disini, besok aku mau mengurus semua kepindahanku, kenapa .. tumben kau telfon, bukannya kau sibuk dengan kekasihmu itu." sahutku yg merasa bosan dengan bujuk rayunya.
"Apa maksudmu, apa kau ingin meninggalkanku, aku tak memiliki siapapun disini, aku hanya mencintaimu." permohonan yg selalu saja ku dengar sampai aku sudah tamat dengan kata-kata itu.
"Maaf Ibra, aku ingin fokus ke kuliahku, aku ingin menjadi Sarjana Hukum yg bisa membuat bangga Orang Tuaku, jadi aku harap jangan ganggu aku lagi ya, maaf see you." ucapku kepada Ibra seraya aku ingin pergi meninggalkan dia.

Sampai tak sadar kalau baterai ku sudah berada di warna merah seperi lampu merah, untung saja hujan sudah reda, ku angkat bawaan belanjaku, tapi seakan ada yg aneh, kenapa tas belanjaanku ada yg kurang. Segera ku bongkar isi tas belanjaan yg bercampur dengan persediaan makanan selama 1 minggu, ternyata benar kotak mainan yg ku harapkan tak berada ditempatnya. Segera kubergegas lari ketoko langgananku untuk mengambil kotak mainan yg seharusnya lusa aku kirim ke Indonesia. Sedikit lama sampai ketoko karena jalanan yg becek, orang juga sudah ramai keluar rumah untuk menikmati secangkir teh .. seraya aku berfikir apa sebaiknya aku ganti nomor telefon, agar aku bisa lepas dari Ibra, iya mungkin itu bisa aku lakukan sebelum semuanya hancur hanya gegara seorang Lelaki. Kado itu sudah kudapat aku segera bergegas pulang, karena besok jadwal kuliahku berangkat pagi pukul 8. 

Bbrruuukkkk.. 
"Aduh". keluhku dalam hati (belanjaanku jatuh dari tanganku .. terdengar ada suara pecahan beling dari dalam tas belanjaan yg tak terlalu tebal.. Ya Tuhan kadonya,, mainannya pecah, saljunya, seketika ku tertunduk lesu atas kejadian ini).
"Sorry sorry mbak, maaf". sahut lelaki yg sepertinya sama-sama berasal dari Indonesia.
"Hati-hati dong mas, mau kemana sih buru-buru banget, mentang-mentang hujan sudah. reda juga." aku terus mengeluh karna mainanku sudah rusak tak utuh seperti sebelumnya, seraya aku memungutinya.
"Maaf mbak, saya tidak sengaja, saya baru pulang dari toko itu membeli mainan untuk adik saya yg di Indonesia, kamu juga dari Indo ya." Tegur & penjelasannya padaku, seraya dia membantu memunguti belanjaanku yg jatoh dibawah.
"Iya saya dari Indo, kamu juga dari Indo." tanyaku balik, seraya kami selesai memunguti semua belanjaanku dan dia mengajakku duduk ditaman dekat toko mainan langgananku.
"Iya mbak saya dari Indo, maaf ya tadi saya tidak sengaja, mainan mbak pasti mau dikirim ke Indo ya, gimana kalau mainan mbak diganti aja sama punya saya, punya saya sama kok kayak mainan mbak, cumak beda warna aja sih, gimana mbak." bujuknya agar aku ridak merasa terluka akan kejadian ini.
"Gak usah mas, gak apa-apa kok, mainan mas kan pasti juga mau dikirim ke Indo, lagian toko juga udah tutup baru besok bisa beli lagi." jawabku pelan, karna dinginnya kota Nara sudah sampai menusuk tulangku.
"Gak apa-apa kok mbak, aku tadi beli mainan dua, dua-duanya juga sama, kalau mau besok aku tunggu mbak ditaman dekat Perumahan Chiyoda, kan sekarang sudah malam, jadi sebainya mbak pulang."
"Rumah Chiyoda, itu tempat tinggal saya, mas kok tau tempat itu." keningku berkerut seraya aku mendengar alamat yg mas-mas itu sebut tadi.
"Loh mbak juga tinggal disitu ya, saya juga tinggal disana, tapi tempatnya agak jauh dari taman, nama kamu siapa mbak." sambil menyodorkan teh yg masih hangat untukku.
"Wah tetanggaan dong mas, nama saya AIRA, kalau mas sendiri". tanyaku balik 
"Nama saya FATUR, gimana kalau kita pulang bareng aja mbak, takutnya nanti ada apa-apa dijalan, kan mbak perempuan gag baik pulang sendiri malam-malam".
"Iya deh mas, silahkan." tersirat senyum kecil dibibirku
"Silahkan mbak duluan yg jalan, boleh saya bawakan belanjaannya, salam kenal ya mbak."
"Gak usah mas, saya masih bisa kok bawa kok, takut ngrepotin, iya salam kenal juga."
"Gak apa-apa mbak sini, sebagai tanda pemintaan maafku ke mbak, sepertinya lebih baik kalau jangan manggil mas deh mbak, manggilnya Fatur aja biar lebih enak didengar, kalau dipanggil mas, emang saya mas-mas tukang ojek ya". 
"Ya udah ini mas, hehehehehe ada-ada ja kamu Fatur, makasih ya."
"Sama-sama, Aira".

Hujan dikota ini mempertemukanku dengan seseorang yg sama denganku, sama-sama berasal dari Indonesia, sama-sama suka mainan yg sama, semoga saja dia bisa menjadi teman yg baik untukku. Ucapku dalam hati seraya terus berjalan menyusuri dinginnya jalan Kota Nara yg sangat indah dengan harumnya bunga Cherry Blossoms dan lampu yg menghiasi sepanjang jalan. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar