Senin, 20 Oktober 2014

Rindu Pelukan 2 Tahun Lalu

Hello Kesayangan Orang.. Apa Kabar denganmu hari ini... 

Semoga kau baik-baik saja dimana pun kau berada, entah itu bersamaku atau sedang bersama orang lain...


Aku hanya ingin kau tahu, aku disini selalu mendoakanmu, selalu merindukanmu, selalu ingin bersamamu, tapi entah apa yg bisa aku lakukan sekarang.. Aku tau kau sedang bersamanya, sedang bersama kekasih barumu, kekasih yg akan selalu menjagamu, yg akan selalu melindungimu dari segala hal, kekasih yg akan selalu mengingatkanmu tentang kewajibanmu terhadap Tuhan..

Oh iya sayang apa kau ingat 2 tahun yg lalu, dimana aku mengantarmu ke Stasiun, ketempat dimana kita akan berpisah. Ketempat dimana waktu itu kau mengucapkan sebuah janji, tapi tunggu dulu, apa kau ingat dengan kejadian malam itu Sayang.. aahhhh kenapa aku memanggilmu dengan sebutan yg penuh dengan kata-kata yg menyebalkan itu.. Kan sekarang kau bukan milikku, kau sekarang jadi milik orang lain, orang yg ternyata sangat aku benci selama ini.. Malam itu kau mengatakan padaku, kau akan selalu menjagaku, akan selalu melindungiku, akan selalu memperjuangkanku apapun yg terjadi, kau juga memberikan sebuah kenangan manis padaku, bahkan sampai sekarang aku masih saja menyimpannya, jika aku bukan anak yg bodoh mungkin aku akan membuang jauh-jauh semua kenangan itu, tapi apa aku masih menyimpannya.. masih rapi dalam sebuah bingkisan yg sering disebut KENANGAN TERINDAH..

Aku juga masih ingat bagaimana kau memelukku ketika hujan malam itu, kau memberika jaket yg kau gunakan hanya agar aku tak kedinginan, ternyata semua itu hanya Kenangan, bagaimana caramu yg selalu berhasil membuatku lemah akan segala tindakan yg kau perbuat.. semuanya ada dalam otak & hati ini... Lagi-lagi dan lagi kau memelukku dalam sunyinya malam, ku dengar ada bisikan ditelingaku, aku mendengar sebuah kata "Aku Mencintaimu, aku Sayang padamu, aku akan menjagamu selamanya".. Kau membuatku menangis sayang, seketika kau memelukku, kau mencium keningku, kau menjagaku Sayang..

Stasiun itu, tempat dimana aku harus melepasmu, tempat dimana kita ternyata sudah tak bisa bertemu lagi untuk selamanya.. aku masih ingat dengan pelukan sebelum kau pergi waktu itu.. aku masih ingat juga bagaimana aku berjalan diantara derasnya hujan waktu itu, meski kau tau jika aku kehujanan aku akan sakit.. Tapi semua itu kini sudah hilang, meski aku sudah menemukan penggantimu tapi masih saja aku mencintaimu, aku masih mengharapkan hadirmu, masih tetap mendoakanmu,, sungguh aku ini memang sangat bodoh Sayang.. Tapi harus kau tau.. Disini aku masih sangat Mencintai & Menyayangimu.. semoga kau tahu itu.. Dan aku akan terus menjadi malaikatmu meski kau tak lagi disampingku :')

Dari Gadis bodoh yg masih saja mengharapmu meski aku tau kau sendiri sudah bersamanya
Sudah bersama kekasihmu yg sekarang akan terus menjadi pelindung mu :)

-      Ffieffie Maulana Sitanggang -

Sabtu, 12 Juli 2014

Kutemukan Dirimu diantara Cherry Blossoms #Episode3

"Selamat Pagi Indonesia"  


Pagi yang cerah di Negara Asalku, Negara yg memiliki bendera dengan 2 warna, negara yg memiliki burung Garuda, Selamat Pagi. Kring.... Kring.. telfon pun berbunyi begitu kerasnya seperti ayam berkokok yang mau bangunin orang dipagi-pagi buta.

"Assalammualaikum ma, Selamat Pagi." Ucapku yg jauh diNegeri Sakura hanya untuk mengucapkan Selamat Pagi untuk Mamaku :)
"Waalaikum salam sayang, kamu kemana aja, kok gak pernah kasih kabar ke Mama, atau jangan-jangan karena disana kamu sudah punya Imam buat sujud kamu, jadi kamu lupa sama Mama." Goda mamaku. 
"Ih mama apa-apaan sih ma, gak lah, aku gak lupa sama Mama, gag lupa sama Indonesia, dan gag lupa sama kenangan disana, iya sih ma, kemarin ada seseorang yg jadi Imam saat aku Sholat, tapi aku tak memiliki hubungan lebih dengannya."
"Loh kok bisa gitu, emang kenapa, dia kurang baik gitu buat kamu , gak baik lo sayang bersikap kayak gitu keorang."
"Bukan gitu ma, tapi memang aku tak punya perasaan apapun, karena kita baru seminggu kenalan, eh dianya udah punya perasaan aja sama aku, aku belum bisa jawab karena aku sendiri tak merasakan apapun."
"Ya sudah kamu fikirin dulu aja, semua kan demi kebaikan kamu, mama seneng-seneng aja asal itu gak sampai ganggu kuliah kamu disana."
"Aira mau konsen ke kuliah dulu ma, tapi nanti kalau ada something yg datang dihati ini, insya allah dijalanin aja, gag mau terlalu difikirin juga." 
"Itu baru anak mama, oh iya sayang kemarin sahabat kamu waktu SMA, datang kerumah sama pacarnya mungkin ya, pacarnya ganteng banget, Putih, tapi gag terlalu tinggi, mama suka sama rambutnya."
"Siapa sih ma, Aira lupa, kan disini aku udah lama juga, hayo mama, kok suka sama cowok lain sih, nanti aku bilangin Papa loh, emang rambutnya kenapa, rambutnya bisa nari gitu ma."
"Itu loh sayang, si Gabrielle, yg dulu sering kamu panggil Gebby itu loh, kamu kok udah lupa sih, lucu rambutnya, bagus aja dilihat, dia nyariin kamu, ngasih bingkisan, dikira kamu udah pulang ke Indonesia."
"Ya Allah Gebby, lupa lah aku ma, kan akunya juga udah lama gak komunikasi sama dia, lalu mama terima gitu bingkisan dari dia."
"Mama terima lah, tadi mama juga kasih nomer telfon kamu, mungkin nanti dia akan hubungi kamu."
"Ya udah nurut aja deh sama Mama, ya udah ma Aira istirahat dulu ya, Aku capek ma."
"Iya sayang, selamat istirahat ya, mimpi indah, jangan lupa makan & ibadah."
"Pasti mama, mama juga ya."

Setelah percakapan panjang lebarku dengan sang Idola yg terus memberikan nafas dalam setiap doanya, rasanya tenang & mata ini seakan ingin terlelap, terlelap dalam semua rahasia yang aku simpan, meski semuanya akan terbongkar.


************************************************


Malam itu, Gebby sedang asyik bermain Laptop baru pemberian ayahnya. Datanglah seorang lelaki tampan yg sekarang sedang asyik duduk dihatinya Gebby. Lelaki itu adalah orang yg diceritakan Mama, iya pacarnya Gebby. Gebby berusaha menelfonku, tapi tak ada jawabn dariku, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungiku lewat Skype.

"Ih koneksinya jangan lelet dong, buruan sedikit napa, mau nelfon sahabat jauh juga." Omelan Gebby sontak membuat kaget Paul.
"Kamu itu kenapa sih sayank aku datang malah marah-marah, nih aku bawain teh kesukaanmu." Paul mencium kening Gebby & memberikan bungkusan yg berisi Teh & Sandwich.
"Makasih sayank nanti habis ini aku makan."
"Kamu kenapa sih, kamu mau telfon siapa malam-malam gini."
"Sahabatku yank, aku udah rindu berat padanya."
"Kau rindu padanya, berarti kau tak rindu padaku." memalingkan wajah & cemberut
"Kalau kamu iya dong sayank, kamu kan selalu ada disini." memeluk Paul dari belakang tubuhnya.
"Kamu itu ya, selalu bikin aku gemes aja,, eh yank itu nyambung."
"Mana-mana.. hey Aira.. aku kangen kamu, kamu apa kabar."
"Halo juga Gebby, alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana, kata mama kamu kemarin kerumah ya, maaf ya nomerku ganti soalnya aku mau menjauh dari Ibra, jadi hanya mama aja yg tau, kamu sekarang kuliah dimana."
"Loh loh tunggu dulu kamu mau menjauh dari Ibra, emang kalian masih pacaran apa, kata Ibra kalian udah putus, Ibra aja udah jalan sama Saras.. aku tetap di Jakarta, aku Kuliah ngambil jurusan Akuntan, biar bisa mengatur keuangan saat sudah menikah nanti iya gag Yank.." tanya Gebby ke Paul....
"Eh iya iya..." Paul sontak kaget dengan ucapan Gebby. Ternyata sedari tadi Paul diam-diam memperhatikan Aira yg sedang asyik ngobrol dengan Gebby.
"Kamu itu gimana sih sayank, sorry ya Ra, kamu gimana disana seru gak, aku pengen ke Jepang, pengen lihat Cherry Blossoms yg sering kamu ceritakan ke Mamamu, kapan balik Indo."
"Ya begitulah Jepang Geb, kok tau kalau aku sering cerita itu ke Mama, Mama cerita ke kamu ya, gak tau nih, kala ada waktu ya pulang, kalau gag ada ya gag pulang."
"Duh Ra pulang napa, nanti aku ngikut kamu ke Jepang, ya ya... please."
"Tunggu waktu dulu ya Geb, gag mau terlalu buru-buru pulang juga soalnya aku juga repot disini."
"Iya deh siap Ra, oh iya Ra kamu ngobrol sama Paul dulu ya, aku mau buka Sandwich & Teh yg dia bawa, gak apa-apa kan aku tinggal. "
"Tapi Geb, kan gag enak sama kamu."
"Gak apa-apa, Yank ngobrol sama Aira dulu ya, aku mau buka ini."
"Iya-iya." Jawaban Paul seketika gugub.. bibirnya kelu, entah kenapa Paul seperti itu, tak seperti biasanya jika dia berbicara dengan wanita lain. Awal percakapan itu dimulai dengan sapaan & perkenalan hangat antara keduanya, meski baru pertama kenal tapi seakan mereka sangat lantang mengucapkan secuil kata.
"Salam Aira." Paul membuka percakapan itu dengan nada yg lembut & halus.
"Waalaikum salam." Dengan senyum dibibir manisnya, dia menjawab salam Paul meski mereka berdua berbeda keyakinan.
"Nama kamu Aira siapa, diJepang kuliah ngambil jurusan apa."
"Diandra Aira Putri, aku dijepang ngambil jurusan Budaya, kamu." Ku beranikan diri bertanya kepada kekasih sahabatku.
"Paulo Oktavianus Sitanggang, aku kuliah ngambil jurusan Arsitek."
"Oh, sama dong ya kayak temanku, dia juga ngambil arsitek."

Percakapan panjang lebar itu dimulai dengan ramah, dimulai dengan senyum dan ditutup juga dengan bercandaan kecil. Malam itu Suasana Jepang tiba-tiba berubah dengan kehadiran suara lelaki itu, lelaki yg bersama sahabatku. Ah apa yg kau fikirkan ini Aira, kau bukan siapa-siapa, kau tidak termasuk dalam hidup mereka, jadi tetap tenang dan jangan berfikir diluar batas. Disini kau ingin belajar bukan yg lain. Fokus Aira fokus... Tiba-tiba ku terlelap dalam dinginnya malam Kota Nara, pasti Di Indonesia juga indah seperti ini. Good Nite Nara, Good Nite Jepang, Good Nite Indonesia, Good Nite Cherry Blossoms. 


~ Bersambung ~

Senin, 30 Juni 2014

Kutemukan Dirimu diantara Cherry Blossoms #Episode2

Nara, kota yang sangat indah untukku, kota yg mempertemukan aku dengan orang Indonesia yang tinggal di Jepang. Semoga saja dia bisa menjadi temanku berbagi cerita selama di Jepang. Pagi itu cuaca seperti biasanya cerah dengan teriakan burung kecil-kecil yg sudah menari-nari di atas pohon Cherry Blossoms kesayanganku. Semalam aku sudah memutuskan untuk mengganti nomor Telefonku agar aku hidup tenang di Jepang tanpa gangguan Ibra *Sang mantan yg mengganggu hidupku yg tiada henti*. Dentang jam ku berbunyi pukul 7 menandakan aku segera bergegas pergi ke kampus, untuk menyelesaiakan tugas yg sangat menumpuk seperti tumpukkan baju yg setiap hari harus aku rapikan. Kaki ku terus melangkah pergi jauh semakin jauh dari tempat tinggalku, tapi rasanya ada yg aneh, ada seseorang yg terus mengikuti setiap langkah kecilku, tapi kenapa setiap ku tengok kebelakang tak ada siapapun. 

Sampai sore dikampus tak membuatku lelah sama sekali karna aku tau tujuan utamaku tinggal disini untuk apa. Pukul 5 aku beranjak pergi dari tempat duduk kesayanganku saat dikampus, aku ingin selalu pulang cepat karena aku ingin menikmati secangkir teh didekat taman yg penuh dengan pohon Cherry Blossoms. 

********************************************
Jam menunjukkan pukul 5, Fatur segera pergi ketaman dekat Perumahan Chiyoda, karena dia tau kalau Aira akan berada disana untuk menikmati secangkir teh. Fatur ternyata diam-diam sudah mulai mengamati setiap tingkah polah yg selalu dilakukan Aira dengan bertanya kepada Okaasan yg menjual teh disudut tempat tinggalnya. Entah harus diawali dan dimulai dari mana sebuah rasa yg datang secara tiba-tiba tanpa pemilik hatinya saja tidak tahu, atau mungkin semua sudah takdir dari Tuhan untuk sebuah pertemuan kecil yg akan menumbuhkan rasa begitu besar, entahlah hanya Tuhan yg tau soal isi hati setiap manusia.  

*******************************************
Sore itu, senja itu telah datang didepan mataku, senja yang setiap kali mengingatkanku dengan Negaraku, dulu aku selalu menemukan kenyamanan disana, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari senja baru di negeri Sakura ini. Seperti biasa secangkir teh manis dari kedai Okaasan yg selalu menemani hari-hari indahku dengan semangkuk Mie Ramen yg masih panas untuk ku santap sambil menikmati senja yg begitu indah. Duduk dibawah Pohon Cherry Blossoms kesukaanku menambahrasa nyamanku disini. Sering ditanya soal siapa kekasihmu oleh Okaasan aku hanya memberikan senyuman termanisku untuk beliau, karena aku ke Jepang bukan untuk mencari kekasih melainkan mencari Ilmu untuk kubawa Pulang Ke Indonesia. 

Tiba-tiba ku dikejutkan oleh suara seorang lelaki yg sontak membuat jantungku seakan mau copot dari tempatnya, ternyata itu Fatur, yg ternyata sedari tadi duduk tak jauh dari tempatku. 

"Hey." selamat senja. 
"Hey.. aduh kamu mah datang bukannya salam, malah ngagetin, kenapa selamat senja." tanyaku. 
"Oh iya lupa, Assalammualaikum.. karna kamu suka kan sama Senja."
"Waalaikum salam.. iya kok kamu tau."
"Ada deh, kamu suka makan mie ramen juga, kayaknya enak tuh .. dimana belinya." 
"Iya aku suka yg pedas jadi enak, itu ditempat Okaasan itu yg ada didekat Mushola, aku sering beli disitu, enak kok."
"Serius kamu, ya udah aku beli dulu ya." 

Mereka berdua sudah asyik mengobrol sampai bunyi Adzan Maghrib terdengar diMushola kecil itu, memang hanya sedikit orang yg Beragama Islam disana, karena yg beragama islam kebanyakan pendatang dari Luar Jepang & khusus tinggal diKota Nara. Mereka berdua beranjak pergi dari tempat itu, mereka segera pergi menuju Mushola, tapi ditengah Jalan Aira berhenti melangkahkan kakinya, karena terkejut dengan Ucapan Fatur yg sontak membuatnya tertegun beberapa saat.

"Ira, sudah maghrib ayo sholat dulu, tapi sebelumnya aku ingin mengucapkan sesuatu padamu."
"Apa, aku tadi juga ingin mengajakmu pergi ke Mushola untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Islam."
"Boleh gak aku jadi Imam dalam setiap sujudmu."
"Heh......." sekaan bibirku berhenti berucap atas hal ini.
"Maaf sebelumnya Aira, sejak malam itu, entah kenapa aku mengagumimu, aku bangga akan Jilbabmu, aku bangga akan sikapmu yg tertutup kepada orang, aku ingin memiliki seorang Makmum yg seperti dirimu."
"Tapi Fatur, kenapa secepat ini, aku saja baru mengenalmu, kenapa kau sudah memiliki rasa yg seperti itu padaku."
"Kau tak harus menjawabnya sekarang, besok atau kapanpun silahkan kau jawab, sekarang mari kita Sholat, tapi izinkan aku menjadi imam untukmu."
"Ya sudah baiklah, mari."

Mereka segera melaksanakan Sholat, tetapi sama Fatur tetap menjadi Imam Aira dalam Sujudnya kali ini. Mungkin Tuhan sudah menakdirkan mereka untuk bersama meski waktu yg mereka miliki secepat ini, tapi setidaknya semuanya sudah jelas, bahwa Fatur ingin menjaga Aira & menjadi Imam dalam setiap sujudnya. 

Kutemukan dirimu diantara Cherry Blossoms

 "Hujan Di Kota Nara"  

Malam itu udara di kota Nara, Jepang sedikit berbeda dari biasa. Kota yg biasanya ramai dengan orang-orang berlalu lalang, kali ini sangat sepi sekali entah semua orang pada kemana. Sedikit ku lihat keatas ternyata ada segumpal awan hitam yg sepertinya akan turun Hujan dikota ini, alamat jadwalku untuk pergi ke pusat kota untuk mencari kado batal ku lakukan. Sejenak ku menikmati secangkir teh buatan Okaasan yg sangat terkenal manis di Kedai kecil yg ada disudut tempatku tinggal. Okaasan ini sangat ramah terhadapku karena aku selalu mampir ketempatnya meskipun hanya ingin menikmati secangkir teh saja. 

Ternyata dugaanku benar Hujan lebat turun dikota Nara, bodohnya aku memaksakan beranjak pergi dari Kedai Okaasan Yaka untuk segera membeli Kado untuk dikirim ke Indonesia. Ku memutuskan berteduh di salah satu tempat yg menurutku asing, tak pernah ku ketahui sebelumnya. Di otakku tak ada fikiran negatif tentang tempat ini, karena jika aku memutuskan untuk terus menerobos lebatnya Hujan kali ini, aku yang akan sakit. Beberapa menit ku menunggu hujan ini reda, tiba-tiba HP ku berbunyi, layar itu menunjukkan nama seseorang *Ibra*, segera ku angkat HP yg sedari tadi berdering tak jelas. 

"Assalammualaikum." sapa ku.
"Waalaikum salam, kamu masih di Jepang, kamu kapan pulang ke Indo, kapan kita bisa menikmati lagi arum manis kesukaanmu." suara cerewet yg jauh di ujung sana yg selalu aku dengar sampai gendang telinga ini mau pecah. 
"Mungkin aku akan menetap disini, kuliah ku belum selesai, maaf, mungkin aku harus tinggal lebih lama lagi disini, besok aku mau mengurus semua kepindahanku, kenapa .. tumben kau telfon, bukannya kau sibuk dengan kekasihmu itu." sahutku yg merasa bosan dengan bujuk rayunya.
"Apa maksudmu, apa kau ingin meninggalkanku, aku tak memiliki siapapun disini, aku hanya mencintaimu." permohonan yg selalu saja ku dengar sampai aku sudah tamat dengan kata-kata itu.
"Maaf Ibra, aku ingin fokus ke kuliahku, aku ingin menjadi Sarjana Hukum yg bisa membuat bangga Orang Tuaku, jadi aku harap jangan ganggu aku lagi ya, maaf see you." ucapku kepada Ibra seraya aku ingin pergi meninggalkan dia.

Sampai tak sadar kalau baterai ku sudah berada di warna merah seperi lampu merah, untung saja hujan sudah reda, ku angkat bawaan belanjaku, tapi seakan ada yg aneh, kenapa tas belanjaanku ada yg kurang. Segera ku bongkar isi tas belanjaan yg bercampur dengan persediaan makanan selama 1 minggu, ternyata benar kotak mainan yg ku harapkan tak berada ditempatnya. Segera kubergegas lari ketoko langgananku untuk mengambil kotak mainan yg seharusnya lusa aku kirim ke Indonesia. Sedikit lama sampai ketoko karena jalanan yg becek, orang juga sudah ramai keluar rumah untuk menikmati secangkir teh .. seraya aku berfikir apa sebaiknya aku ganti nomor telefon, agar aku bisa lepas dari Ibra, iya mungkin itu bisa aku lakukan sebelum semuanya hancur hanya gegara seorang Lelaki. Kado itu sudah kudapat aku segera bergegas pulang, karena besok jadwal kuliahku berangkat pagi pukul 8. 

Bbrruuukkkk.. 
"Aduh". keluhku dalam hati (belanjaanku jatuh dari tanganku .. terdengar ada suara pecahan beling dari dalam tas belanjaan yg tak terlalu tebal.. Ya Tuhan kadonya,, mainannya pecah, saljunya, seketika ku tertunduk lesu atas kejadian ini).
"Sorry sorry mbak, maaf". sahut lelaki yg sepertinya sama-sama berasal dari Indonesia.
"Hati-hati dong mas, mau kemana sih buru-buru banget, mentang-mentang hujan sudah. reda juga." aku terus mengeluh karna mainanku sudah rusak tak utuh seperti sebelumnya, seraya aku memungutinya.
"Maaf mbak, saya tidak sengaja, saya baru pulang dari toko itu membeli mainan untuk adik saya yg di Indonesia, kamu juga dari Indo ya." Tegur & penjelasannya padaku, seraya dia membantu memunguti belanjaanku yg jatoh dibawah.
"Iya saya dari Indo, kamu juga dari Indo." tanyaku balik, seraya kami selesai memunguti semua belanjaanku dan dia mengajakku duduk ditaman dekat toko mainan langgananku.
"Iya mbak saya dari Indo, maaf ya tadi saya tidak sengaja, mainan mbak pasti mau dikirim ke Indo ya, gimana kalau mainan mbak diganti aja sama punya saya, punya saya sama kok kayak mainan mbak, cumak beda warna aja sih, gimana mbak." bujuknya agar aku ridak merasa terluka akan kejadian ini.
"Gak usah mas, gak apa-apa kok, mainan mas kan pasti juga mau dikirim ke Indo, lagian toko juga udah tutup baru besok bisa beli lagi." jawabku pelan, karna dinginnya kota Nara sudah sampai menusuk tulangku.
"Gak apa-apa kok mbak, aku tadi beli mainan dua, dua-duanya juga sama, kalau mau besok aku tunggu mbak ditaman dekat Perumahan Chiyoda, kan sekarang sudah malam, jadi sebainya mbak pulang."
"Rumah Chiyoda, itu tempat tinggal saya, mas kok tau tempat itu." keningku berkerut seraya aku mendengar alamat yg mas-mas itu sebut tadi.
"Loh mbak juga tinggal disitu ya, saya juga tinggal disana, tapi tempatnya agak jauh dari taman, nama kamu siapa mbak." sambil menyodorkan teh yg masih hangat untukku.
"Wah tetanggaan dong mas, nama saya AIRA, kalau mas sendiri". tanyaku balik 
"Nama saya FATUR, gimana kalau kita pulang bareng aja mbak, takutnya nanti ada apa-apa dijalan, kan mbak perempuan gag baik pulang sendiri malam-malam".
"Iya deh mas, silahkan." tersirat senyum kecil dibibirku
"Silahkan mbak duluan yg jalan, boleh saya bawakan belanjaannya, salam kenal ya mbak."
"Gak usah mas, saya masih bisa kok bawa kok, takut ngrepotin, iya salam kenal juga."
"Gak apa-apa mbak sini, sebagai tanda pemintaan maafku ke mbak, sepertinya lebih baik kalau jangan manggil mas deh mbak, manggilnya Fatur aja biar lebih enak didengar, kalau dipanggil mas, emang saya mas-mas tukang ojek ya". 
"Ya udah ini mas, hehehehehe ada-ada ja kamu Fatur, makasih ya."
"Sama-sama, Aira".

Hujan dikota ini mempertemukanku dengan seseorang yg sama denganku, sama-sama berasal dari Indonesia, sama-sama suka mainan yg sama, semoga saja dia bisa menjadi teman yg baik untukku. Ucapku dalam hati seraya terus berjalan menyusuri dinginnya jalan Kota Nara yg sangat indah dengan harumnya bunga Cherry Blossoms dan lampu yg menghiasi sepanjang jalan. 





Kamis, 19 Juni 2014

Proses Ini Aku Namakan Kekaguman :*


Selamat apa aja kamu, kamu yang selalu berhasil membuatku tersenyum. Meski awalnya aku tak pernah tau tentang dirimu, tak pernah tau wajahmu, tak pernah mendengar namamu, tak pernah mencoba sekali pun untuk membayangkan wajahmu. Tapi setidaknya kau telah berhasil merangsek masuk semakin dalam kehatiku. 

Awalnya aku bukan kagum padamu, tapi kagum pada temanmu, bisa dibilang teman yg !!! semua sikap, polah, dan semacamnya mirip denganmu, istilahnya kembar *tapi sebenarnya tidak*.

Berawal dari adanya pagelaran Piala AFF, muncullah nama Team, team yg ternyata dipilih dari jerih payah, team yg dicari dengan penuh usaha, penuh kerja keras serta ikhlas dan mau berpanas-panasan, kehujanan asal mampu mendapat sebuah racikan obat yg sangat mujarab untuk mengobati luka yg sangat dalam, mengobati rasa haus disaat kekeringan dan memberi lukisan diantara terpuruknya lukisan sejarah yg sudah sangat kadaluarsa.

Team ini ternyata sangat unik, sangat langka dan sangat mempesona, anak-anak asuhnya, anak yg patuh terhadap aturan dan tata tertibnya, meski terkadang mereka selalu melanggar peraturan yg sudah dibuat oleh Bapaknya. Tapi mereka adalah Team yg sangat istimewa diantara yg teristimewa, Team ini bernama "TIMNAS U-19". Team yg berdiri kokoh meski badai sedang mencoba menerjang mereka, mereka meyakinkan semua warga Negara Indonesia, kalau mereka akan terus berdiri diatas kekisruhan PSSI, atau pihak lainnya. 



~ Pengagum Senja ~

Minggu, 18 Mei 2014

Apa Yg Salah Dengan Sebuah Rasa



Semua orang itu sama, mereka memiliki hak & kewajiban yg sama, mereka memiliki hak untuk mencintai & dicintai, mereka juga memiliki kewajiban untuk menjaga & dijaga. Tapi kenapa selalu dipermasalahkan sebuah kata yg dinamakan perasaan, apa yg salah dengan sebuah rasa, apa yg salah dgn perasaan cinta, kasih sayang atau bahkan ingin memiliki. Apakah semua perasaan harus atas dasar fisik bukan hati, kalau memang semua didasari akan sebuah fisik belaka kenapa tidak pacaran saja sama barbie yg segalanya sudah indah & sempurna.

Tuhan adil akan semuanya, tp kenapa .. kenapa dengan perasaan ini, perasaan yg terus mengalah, terus berjuang meski sendiri, perasaan sayank & cinta yg terus ada meski hanya dengan cara "DIAM" yg hanya bisa ku lakukan. Mungkinkah ini petunjuk tuhan untuk selalu bersabar & menanti keadilan yg disebut "JODOH", tp perasaan ini, perasaan yg selalu membuatku sakit setiap hari, melihat mereka berdua bersama, hingga suatu ketika ku beranikan diri untuk mengungkapkan rasa yg selama ini ku pendam untuk diriku sendiri ku beranikan diri berbicara saat selama ini aku hanya diam. Meski ku tau tak akan ada respon yg baik & adil untukku tp tetap kuberanikan diri untuk kebaikan diriku sendiri, agar aku tak selalu larut dalam rasa yg semakin hari semakin lama membunuhku & membuat lemah hatiku. 

Tak akan ada yg salah dengan apa yg ku ucapkan meski aku tau aku hanyalah seonggok bunga kecil yg tak pernah dilihat & dipegang atau bahkan dicium keharumannya, melainkan diabaikan & tidak diperdulikan, meski dengan sebuah perasaan yg terpendam dalam-dalam disini dihati ini, tp ku percaya akan ada hari dimana semua perasaan yg aku miliki tak akan pernah salah padamu. 

                                          - Pengagum Senja -