Senin, 30 Juni 2014

Kutemukan Dirimu diantara Cherry Blossoms #Episode2

Nara, kota yang sangat indah untukku, kota yg mempertemukan aku dengan orang Indonesia yang tinggal di Jepang. Semoga saja dia bisa menjadi temanku berbagi cerita selama di Jepang. Pagi itu cuaca seperti biasanya cerah dengan teriakan burung kecil-kecil yg sudah menari-nari di atas pohon Cherry Blossoms kesayanganku. Semalam aku sudah memutuskan untuk mengganti nomor Telefonku agar aku hidup tenang di Jepang tanpa gangguan Ibra *Sang mantan yg mengganggu hidupku yg tiada henti*. Dentang jam ku berbunyi pukul 7 menandakan aku segera bergegas pergi ke kampus, untuk menyelesaiakan tugas yg sangat menumpuk seperti tumpukkan baju yg setiap hari harus aku rapikan. Kaki ku terus melangkah pergi jauh semakin jauh dari tempat tinggalku, tapi rasanya ada yg aneh, ada seseorang yg terus mengikuti setiap langkah kecilku, tapi kenapa setiap ku tengok kebelakang tak ada siapapun. 

Sampai sore dikampus tak membuatku lelah sama sekali karna aku tau tujuan utamaku tinggal disini untuk apa. Pukul 5 aku beranjak pergi dari tempat duduk kesayanganku saat dikampus, aku ingin selalu pulang cepat karena aku ingin menikmati secangkir teh didekat taman yg penuh dengan pohon Cherry Blossoms. 

********************************************
Jam menunjukkan pukul 5, Fatur segera pergi ketaman dekat Perumahan Chiyoda, karena dia tau kalau Aira akan berada disana untuk menikmati secangkir teh. Fatur ternyata diam-diam sudah mulai mengamati setiap tingkah polah yg selalu dilakukan Aira dengan bertanya kepada Okaasan yg menjual teh disudut tempat tinggalnya. Entah harus diawali dan dimulai dari mana sebuah rasa yg datang secara tiba-tiba tanpa pemilik hatinya saja tidak tahu, atau mungkin semua sudah takdir dari Tuhan untuk sebuah pertemuan kecil yg akan menumbuhkan rasa begitu besar, entahlah hanya Tuhan yg tau soal isi hati setiap manusia.  

*******************************************
Sore itu, senja itu telah datang didepan mataku, senja yang setiap kali mengingatkanku dengan Negaraku, dulu aku selalu menemukan kenyamanan disana, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari senja baru di negeri Sakura ini. Seperti biasa secangkir teh manis dari kedai Okaasan yg selalu menemani hari-hari indahku dengan semangkuk Mie Ramen yg masih panas untuk ku santap sambil menikmati senja yg begitu indah. Duduk dibawah Pohon Cherry Blossoms kesukaanku menambahrasa nyamanku disini. Sering ditanya soal siapa kekasihmu oleh Okaasan aku hanya memberikan senyuman termanisku untuk beliau, karena aku ke Jepang bukan untuk mencari kekasih melainkan mencari Ilmu untuk kubawa Pulang Ke Indonesia. 

Tiba-tiba ku dikejutkan oleh suara seorang lelaki yg sontak membuat jantungku seakan mau copot dari tempatnya, ternyata itu Fatur, yg ternyata sedari tadi duduk tak jauh dari tempatku. 

"Hey." selamat senja. 
"Hey.. aduh kamu mah datang bukannya salam, malah ngagetin, kenapa selamat senja." tanyaku. 
"Oh iya lupa, Assalammualaikum.. karna kamu suka kan sama Senja."
"Waalaikum salam.. iya kok kamu tau."
"Ada deh, kamu suka makan mie ramen juga, kayaknya enak tuh .. dimana belinya." 
"Iya aku suka yg pedas jadi enak, itu ditempat Okaasan itu yg ada didekat Mushola, aku sering beli disitu, enak kok."
"Serius kamu, ya udah aku beli dulu ya." 

Mereka berdua sudah asyik mengobrol sampai bunyi Adzan Maghrib terdengar diMushola kecil itu, memang hanya sedikit orang yg Beragama Islam disana, karena yg beragama islam kebanyakan pendatang dari Luar Jepang & khusus tinggal diKota Nara. Mereka berdua beranjak pergi dari tempat itu, mereka segera pergi menuju Mushola, tapi ditengah Jalan Aira berhenti melangkahkan kakinya, karena terkejut dengan Ucapan Fatur yg sontak membuatnya tertegun beberapa saat.

"Ira, sudah maghrib ayo sholat dulu, tapi sebelumnya aku ingin mengucapkan sesuatu padamu."
"Apa, aku tadi juga ingin mengajakmu pergi ke Mushola untuk melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Islam."
"Boleh gak aku jadi Imam dalam setiap sujudmu."
"Heh......." sekaan bibirku berhenti berucap atas hal ini.
"Maaf sebelumnya Aira, sejak malam itu, entah kenapa aku mengagumimu, aku bangga akan Jilbabmu, aku bangga akan sikapmu yg tertutup kepada orang, aku ingin memiliki seorang Makmum yg seperti dirimu."
"Tapi Fatur, kenapa secepat ini, aku saja baru mengenalmu, kenapa kau sudah memiliki rasa yg seperti itu padaku."
"Kau tak harus menjawabnya sekarang, besok atau kapanpun silahkan kau jawab, sekarang mari kita Sholat, tapi izinkan aku menjadi imam untukmu."
"Ya sudah baiklah, mari."

Mereka segera melaksanakan Sholat, tetapi sama Fatur tetap menjadi Imam Aira dalam Sujudnya kali ini. Mungkin Tuhan sudah menakdirkan mereka untuk bersama meski waktu yg mereka miliki secepat ini, tapi setidaknya semuanya sudah jelas, bahwa Fatur ingin menjaga Aira & menjadi Imam dalam setiap sujudnya. 

Kutemukan dirimu diantara Cherry Blossoms

 "Hujan Di Kota Nara"  

Malam itu udara di kota Nara, Jepang sedikit berbeda dari biasa. Kota yg biasanya ramai dengan orang-orang berlalu lalang, kali ini sangat sepi sekali entah semua orang pada kemana. Sedikit ku lihat keatas ternyata ada segumpal awan hitam yg sepertinya akan turun Hujan dikota ini, alamat jadwalku untuk pergi ke pusat kota untuk mencari kado batal ku lakukan. Sejenak ku menikmati secangkir teh buatan Okaasan yg sangat terkenal manis di Kedai kecil yg ada disudut tempatku tinggal. Okaasan ini sangat ramah terhadapku karena aku selalu mampir ketempatnya meskipun hanya ingin menikmati secangkir teh saja. 

Ternyata dugaanku benar Hujan lebat turun dikota Nara, bodohnya aku memaksakan beranjak pergi dari Kedai Okaasan Yaka untuk segera membeli Kado untuk dikirim ke Indonesia. Ku memutuskan berteduh di salah satu tempat yg menurutku asing, tak pernah ku ketahui sebelumnya. Di otakku tak ada fikiran negatif tentang tempat ini, karena jika aku memutuskan untuk terus menerobos lebatnya Hujan kali ini, aku yang akan sakit. Beberapa menit ku menunggu hujan ini reda, tiba-tiba HP ku berbunyi, layar itu menunjukkan nama seseorang *Ibra*, segera ku angkat HP yg sedari tadi berdering tak jelas. 

"Assalammualaikum." sapa ku.
"Waalaikum salam, kamu masih di Jepang, kamu kapan pulang ke Indo, kapan kita bisa menikmati lagi arum manis kesukaanmu." suara cerewet yg jauh di ujung sana yg selalu aku dengar sampai gendang telinga ini mau pecah. 
"Mungkin aku akan menetap disini, kuliah ku belum selesai, maaf, mungkin aku harus tinggal lebih lama lagi disini, besok aku mau mengurus semua kepindahanku, kenapa .. tumben kau telfon, bukannya kau sibuk dengan kekasihmu itu." sahutku yg merasa bosan dengan bujuk rayunya.
"Apa maksudmu, apa kau ingin meninggalkanku, aku tak memiliki siapapun disini, aku hanya mencintaimu." permohonan yg selalu saja ku dengar sampai aku sudah tamat dengan kata-kata itu.
"Maaf Ibra, aku ingin fokus ke kuliahku, aku ingin menjadi Sarjana Hukum yg bisa membuat bangga Orang Tuaku, jadi aku harap jangan ganggu aku lagi ya, maaf see you." ucapku kepada Ibra seraya aku ingin pergi meninggalkan dia.

Sampai tak sadar kalau baterai ku sudah berada di warna merah seperi lampu merah, untung saja hujan sudah reda, ku angkat bawaan belanjaku, tapi seakan ada yg aneh, kenapa tas belanjaanku ada yg kurang. Segera ku bongkar isi tas belanjaan yg bercampur dengan persediaan makanan selama 1 minggu, ternyata benar kotak mainan yg ku harapkan tak berada ditempatnya. Segera kubergegas lari ketoko langgananku untuk mengambil kotak mainan yg seharusnya lusa aku kirim ke Indonesia. Sedikit lama sampai ketoko karena jalanan yg becek, orang juga sudah ramai keluar rumah untuk menikmati secangkir teh .. seraya aku berfikir apa sebaiknya aku ganti nomor telefon, agar aku bisa lepas dari Ibra, iya mungkin itu bisa aku lakukan sebelum semuanya hancur hanya gegara seorang Lelaki. Kado itu sudah kudapat aku segera bergegas pulang, karena besok jadwal kuliahku berangkat pagi pukul 8. 

Bbrruuukkkk.. 
"Aduh". keluhku dalam hati (belanjaanku jatuh dari tanganku .. terdengar ada suara pecahan beling dari dalam tas belanjaan yg tak terlalu tebal.. Ya Tuhan kadonya,, mainannya pecah, saljunya, seketika ku tertunduk lesu atas kejadian ini).
"Sorry sorry mbak, maaf". sahut lelaki yg sepertinya sama-sama berasal dari Indonesia.
"Hati-hati dong mas, mau kemana sih buru-buru banget, mentang-mentang hujan sudah. reda juga." aku terus mengeluh karna mainanku sudah rusak tak utuh seperti sebelumnya, seraya aku memungutinya.
"Maaf mbak, saya tidak sengaja, saya baru pulang dari toko itu membeli mainan untuk adik saya yg di Indonesia, kamu juga dari Indo ya." Tegur & penjelasannya padaku, seraya dia membantu memunguti belanjaanku yg jatoh dibawah.
"Iya saya dari Indo, kamu juga dari Indo." tanyaku balik, seraya kami selesai memunguti semua belanjaanku dan dia mengajakku duduk ditaman dekat toko mainan langgananku.
"Iya mbak saya dari Indo, maaf ya tadi saya tidak sengaja, mainan mbak pasti mau dikirim ke Indo ya, gimana kalau mainan mbak diganti aja sama punya saya, punya saya sama kok kayak mainan mbak, cumak beda warna aja sih, gimana mbak." bujuknya agar aku ridak merasa terluka akan kejadian ini.
"Gak usah mas, gak apa-apa kok, mainan mas kan pasti juga mau dikirim ke Indo, lagian toko juga udah tutup baru besok bisa beli lagi." jawabku pelan, karna dinginnya kota Nara sudah sampai menusuk tulangku.
"Gak apa-apa kok mbak, aku tadi beli mainan dua, dua-duanya juga sama, kalau mau besok aku tunggu mbak ditaman dekat Perumahan Chiyoda, kan sekarang sudah malam, jadi sebainya mbak pulang."
"Rumah Chiyoda, itu tempat tinggal saya, mas kok tau tempat itu." keningku berkerut seraya aku mendengar alamat yg mas-mas itu sebut tadi.
"Loh mbak juga tinggal disitu ya, saya juga tinggal disana, tapi tempatnya agak jauh dari taman, nama kamu siapa mbak." sambil menyodorkan teh yg masih hangat untukku.
"Wah tetanggaan dong mas, nama saya AIRA, kalau mas sendiri". tanyaku balik 
"Nama saya FATUR, gimana kalau kita pulang bareng aja mbak, takutnya nanti ada apa-apa dijalan, kan mbak perempuan gag baik pulang sendiri malam-malam".
"Iya deh mas, silahkan." tersirat senyum kecil dibibirku
"Silahkan mbak duluan yg jalan, boleh saya bawakan belanjaannya, salam kenal ya mbak."
"Gak usah mas, saya masih bisa kok bawa kok, takut ngrepotin, iya salam kenal juga."
"Gak apa-apa mbak sini, sebagai tanda pemintaan maafku ke mbak, sepertinya lebih baik kalau jangan manggil mas deh mbak, manggilnya Fatur aja biar lebih enak didengar, kalau dipanggil mas, emang saya mas-mas tukang ojek ya". 
"Ya udah ini mas, hehehehehe ada-ada ja kamu Fatur, makasih ya."
"Sama-sama, Aira".

Hujan dikota ini mempertemukanku dengan seseorang yg sama denganku, sama-sama berasal dari Indonesia, sama-sama suka mainan yg sama, semoga saja dia bisa menjadi teman yg baik untukku. Ucapku dalam hati seraya terus berjalan menyusuri dinginnya jalan Kota Nara yg sangat indah dengan harumnya bunga Cherry Blossoms dan lampu yg menghiasi sepanjang jalan. 





Kamis, 19 Juni 2014

Proses Ini Aku Namakan Kekaguman :*


Selamat apa aja kamu, kamu yang selalu berhasil membuatku tersenyum. Meski awalnya aku tak pernah tau tentang dirimu, tak pernah tau wajahmu, tak pernah mendengar namamu, tak pernah mencoba sekali pun untuk membayangkan wajahmu. Tapi setidaknya kau telah berhasil merangsek masuk semakin dalam kehatiku. 

Awalnya aku bukan kagum padamu, tapi kagum pada temanmu, bisa dibilang teman yg !!! semua sikap, polah, dan semacamnya mirip denganmu, istilahnya kembar *tapi sebenarnya tidak*.

Berawal dari adanya pagelaran Piala AFF, muncullah nama Team, team yg ternyata dipilih dari jerih payah, team yg dicari dengan penuh usaha, penuh kerja keras serta ikhlas dan mau berpanas-panasan, kehujanan asal mampu mendapat sebuah racikan obat yg sangat mujarab untuk mengobati luka yg sangat dalam, mengobati rasa haus disaat kekeringan dan memberi lukisan diantara terpuruknya lukisan sejarah yg sudah sangat kadaluarsa.

Team ini ternyata sangat unik, sangat langka dan sangat mempesona, anak-anak asuhnya, anak yg patuh terhadap aturan dan tata tertibnya, meski terkadang mereka selalu melanggar peraturan yg sudah dibuat oleh Bapaknya. Tapi mereka adalah Team yg sangat istimewa diantara yg teristimewa, Team ini bernama "TIMNAS U-19". Team yg berdiri kokoh meski badai sedang mencoba menerjang mereka, mereka meyakinkan semua warga Negara Indonesia, kalau mereka akan terus berdiri diatas kekisruhan PSSI, atau pihak lainnya. 



~ Pengagum Senja ~