Senin, 26 Agustus 2013

" Love Above The Difference "

                              " Cerita ini hanyalah fiktif belaka, yang tercurah dari ide penulis,
                                          jadi apabila ada kesalahan atau kesamaan tempat,
                                                    dan alur cerita, mohon dimaafkan. "

                                          


              Malam itu saat hujan lebat Fiona terpaksa tak pulang kerumah.. dia menginap ditempat Feinya yang rumahnya lumayan dekat dengan Kampus Tri Sakti. Bila dia nekat pulang pun juga tak akan bisa masuk kerumah sebab Mamanya tak pernah suka dengan Fiona yang pulang larut malam dan kehujanan, sebab Fiona alergi dengan hujan. Sebenarnya dia ingin pulang tapi antara takut dan bimbang dia akhirnya memutuskan tidur dirumah sahabatnya sampai esok hari. Semakin lama hujan semakin lebat, langit pun tampak gelap dan menakutkan, sempat ada rasa khawatir dibenak Fiona. Saat Fiona asik duduk dibalkon rumah Feinya dia dikejutkan dengan bunyi Hp yang sedari tadi berdering tapi Fiona tak menyadarinya. Ternyata itu dari Mamanya yang menanyakan dimana sekarang dia berada mengapa sampai jam segini belum pulang juga ..

" Kak kamu sekarang dimana kenapa belum pulang juga, sudah jam berapa ini, jangan bikin Mama khawatir dong.. hujan pun semakin malam semakin lebat, kasih tau Mama kamu dimana biar mama jemput ", suara Mama Fiona yang jauh diseberang sana yang sedang mengkhawatirkan keadaannya.

" Mama aku gak apa-apa kok, jangan khawatir ya ,, aku sekarang dirumahnya Feinya aku hari ini tidur disini gak apa-apa kan", pinta Fiona, meski dia tau mamanya sangat mengkhawatirkannya, sebab dia adalah anak perempuan satu-satunya dari 4 bersaudara. Pantas saja mamanya sangat mengkhawatirkannya. 

" Ya sudah gak apa-apa asal besok pagi biar Kak Ryan yang menjemputmu "

" Gak usah ma, besok aku langsung berangkat kuliah aja, kan baju ku disini juga ada, kemarin kan aku juga tidur dirumah Feinya, masak mama lupa sih "

" Ooooowwwww, ya udah kak kalau gitu, kalau kemana-mana pamit dulu dong sama mama biar mama gak khawatir, ya udah disana hati-hati, jangan lupa makan sama shalat ya kak "

" Iya mama, love you ma "

" Love you too kak ". 

              Setelah selesai telfon mamanya segera menutup telfon dan tidur, tetapi meskipun dia sudah berusaha memejamkan matanya tetap saja dia tak bisa tidur, yang dia fikirkan anak gadisnya yang jauh disana. Tetapi dia yakin kalau dia mampu menjaga dirinya baik-baik, semoga semua pesannya dijalankan dengan baik. Saat waktu menunjukkan pukul 02.00 suara petir menggelegar diatas sana, sontak mama Fiona pun bangun dan mencoba menghubungi Fiona, tapi yang didapat nihil, dia tak menjawab telfon darinya, " Ya ALLAH bagaimana dengan anakku disana, apakah dia baik-baik saja atau ketakutan ", gumam mama Fiona. Tapi dia yakin anaknya baik-baik saja disana tanpa ada luka sedikit pun.
**********

Pagi hari pun menjelang, langit tampak cerah dan sedikit ada goresan pelangi diwajah langit itu yang membuat indah pagi hari ini, embun pagi yang masih membasahi dedaunan yang menambah segar udara. Fiona bangun dan segera membuka jendela kamarnya terasa udara yang sedikit membelai wajahnya yang begitu manis, dia hirup dinginya pagi yang cerah dan jauh dari suara bisingnya suara kendaraan bergerak yang begitu ramai. Dia segera bergegas membereskan kamar dan berangkat kuliah, tetapi dia sedikit terkejut dengan suasana rumah Feinya yang sepagi ini sudah sepi seakan tak ada penghuninya sedikitpun. Ternyata sahabatnya itu pergi kemini market untuk membeli roti dan susu untuk sarapan. Untung saja Fiona sudah menyiapkan panggangan dan semuanya untuk sarapan pagi ini.

" Kamu dari mana sih Fe kok pagi-pagi sudah gak ada ... aku kira tadi kau sudah berangkat "

" Gak lah, tadi aku kemini market beli roti sama susu, maaf deh aku tak membangunkan mu, sebab aku melihatmu tidur dengan pulas "

" Hem... harusnya kau bangunkan aku biar aku membantumu memasak, memangnya aku ini ratu apa yang harus dilayani, dan diperhatikan "

" Ya enggak sih, tapi kan kamu sahabatku, kamu kan juga tamuku jadi aku harus melayani mu "

" Alah udah lah gak apa-apa jangan kayak gitu dong, aku kan sahabatmu jadi aku akan membantumu "

" Tapi kan .... ", ucapan Feinya terhenti saat sahabatnya itu meraih roti ditangan Fe yang akan dia bakar.

" Sudah lah sini rotinya aku sudah menyiapkan semuanya untuk sarapan kita pagi ini ", dia langsung meraih roti yang ada ditangan Fe.

" Ya sudah ini, aku akan membuat kopi susu kesukaan mu "

" Kau tau saja, baiklah ayo kita kerjakan, aku takut nanti kita telat berangkat ke kampus "

" Iya deh ".. Mereka berdua segera memasak roti dan susu yang dibeli Feinya untuk sarapan, sebab Fiona sangat tertib dengan jadwal kuliahnya yang sebentar lagi akan sarjana. Setelah mereka berdua selesai makan mereka bergegas berangkat. Di jalan mereka bercanda bergurau sampai mereka tak sadar telah sampai di kampus, tapi untung saja mereka berdua tidak telat. 

" Fe tunggu ... " jauh dibelakang mereka terdengar teriakan seorang cowok yang suaranya begitu menggelegar. 

" Heh... iya ", Fe kaget dengan teriakan cowok tersebut dan segera langsung membalikkan tubuhnya kebelakang, tetapi Fiona izin untuk pergi kekelas terlebih dahulu sebab jam pertama waktunya Pak Ricky. 

" Fe aku pergi dulu ya, ntar ketemu aja ditempat biasa "

" Iya, ntar gue nyusul deh "

" Bye ... "

" Ada apa sih loe teriak-teriak kayak dihutan aja.. " gerutu Feinya 

" Gue mau pinjem buku loe yang kemarin ... " ngos-ngosan sebab dia sedikit berlari mengejar Fe.

" Tapi kan loe gak harus teriak-teriak gitu juga kan, kayak dihutan aja, ... " alis Feinya seakan bertemu menjadi satu dengan ulah yang dilakukan Agri.

" Udah deh loe gak usah cerewet, cepet sini mana bukunya.." meskipun sudah dihadapan Feinya tapi Agri tetep saja ngos-ngosan susah mengatur nafasnya, sama seperti orang yang baru lari maraton. 

" Ini tapi ntar cepet balikin ya, kan loe tau sendiri ntar waktunya jam berapa... "

" Ya ntar gue balikin, rewel amat sih loe kayak bayi.. "

" Loe itu kebiasaan deh kalau minjem gak sabaran, untung aja cumak gue yang baik sama cowok playboy kayak loe..." 

" Wah di anak tambah lama, tambah parah, udah deh males gue debat sama loe, cepet sini bukunya "

" Nih,,, balikin ntar kalau udah selesai, " setelah Feinya memberikan bukunya. dia segera masuk kelas untuk mengikuti materi dari Pak Berry. 




" To Be Continued "                                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar