" Pertemuan mungkin adalah awal dari semua rasa "
Mungkin banyak orang bilang awal pertemuan itu adalah awal tumbuhnya sebuah perasaan, dan mungkin itu benar perasaan yang tumbuh tulus dari hati yang mampu melawan semua hal didunia ini. Entah perasaan cinta atau apa aku pun tak tau, tapi mungkin itu hanya lah cinta semu yang hadir hanya sementara saja lalu pergi. Bagi semua orang cinta itu menyenangkan tapi mungkin juga menyakitkan. Tapi entahlah aku pun tak tau apa itu cinta bagaimana rasanya.
********
" Fe... ni buku loe makasih ya... " Agri memberikan buku ynag dipinjamnya dari Feinya.
" Iye,, sama-sama, coba deh loe belajar sendiri gitu bisa kagag sih, pinjem mulu " Feinya selalu menggerutu setiap harus berdebat dengan Agri. Dia adalah cowok playboy yang paling terkenal dikampus bahkan sampai penjuru kampus pun tau kalau dia anak yang paling bandel.
" Kalau gue minjem buku loe berarti gue lagi males belajar "
" Apa loe kata, males belajar gila nih bocah, sebenarnya loe niat sekolah apa kagag sih.. "
" Ya elah Fe, baru kali ini aja loe udah marah-marah sih, padahal kan ntar tambah parah... hahahahahahaha "
" Ogah gue minjemin loe lagi capek gue "
" Alah 1 kali aja ya sayank, please " Agri selalu berusaha merayu siapapun asal dia bisa mengerjakan tugas dari dosennya, dan mendapatkan IP yang bagus.
" Ogah,,, ih jangan panggil gue sayank deh, gue bukan pacar loe ngerti loe "
" Iya,,, iya ". setelah sekian lama mereka berdua berdebat dengan hal yang tak penting itu waktu kuliah pun telah habis. Dan seperti biasa Agri adalah orang pertama kali yang meninggalkan kelas terlebih dahulu, dia akan sibuk dengan wanita-wanita yang selalu akan memuji ketampanannya dan akan selalu merayunya untuk mau menjadi pacarnya. Yah memang dilihat dari segi apapun Agri adalah lelaki yang sempurna, kaya, tampan, berpendidikan, blesteran, dan bisa dibilang dia adalah lelaki idaman setiap wanita, tapi tak semuanya mengidamkannya sebagai lelaki idaman, karena sikap dan sifatnya yang selalu identik dengan dunia malam, dengan wanita-wanita malam dan tak pernah mau perduli dengan kehidupannya. Yang dia fikirkan hanyalah senang-senang dan menghamburkan uang.
********
Pagi itu ada yang aneh dengan sikap Fiona yang diam dan tak seceria biasanya. Ternyata dia sedang ada masalah, masalah yang hanya dia yang tau dan dia tak ingin orang lain tau, meskipun itu sahabatnya atau bahkan ibunya sendiri, sebab dia bukan tipe cewek yang selalu mengeluh ketika mendapatkan masalah. Hanya saja dia ingin selalu terlihat ceria meskipun dia dalam keadaan sedih atau apapun yang dapat membuatnya dikasihani. Tapi entah kenapa hari itu dia harus bertemu dengan seorang pemuda yang sombong dan terlihat sangat angkuh. Ternyata itu adalah Agri, seorang pemuda kampus yang amat tekenal dengan kata "Playboy" yang telah melekat pada dirinya sejak lama.
" Fi.. tunggu gue ",,, jauh dibelakang sana terdengar suara cewek yang begitu lirih sampai terdengar samar-samar seperti hembusan angin.
" Eh iya... " Terkejut dengan kehadiran Feinya yang sangat membuatnya kaget dan panik.
" Kok tumben sih loe gag kerumah gue, biasanya kalau pulang selalu mampir kerumah gue "
" Maaf ya Fe aku kemarin buru-buru jadi gak sempet bilang sama kamu kalau aku pulang duluan, maaf "
" Iya gak apa-apa kok, tapi lain kali bilang ya, gue kemarin khawatir tau gak sama loe yang gue cari dikelas kagag ada "
" Iya maafin aku ya, yang gak bilang sama kamu, jadi bikin kamu khawatir deh, "
" Ya jelas khawatir lah, loe kan sahabat baik gue "
" Iya iya memang aku salah udah bikin kamu gak tenang "
" Memangnya kamu kemarin kemana sih kok pulangnya buru-buru, ada masalah ya "
" Gak ada kok Fe, cumak aku pngen istirahat aja capek aku "
" Ooooowww kirain ada masalah, tapi kenapa wajah kamu pucet gitu ... pasti kamu lagi sakit kan "
" Enggak kok Fe, aku nya lagi males aja hari ini "
" Ya udah sekarang ke kantin yuk "
" Ehmm,,, kayaknya aku kemushola dulu deh, udah waktunya shalat "
" Ya udah kita ke mushola aja dulu ntar habis itu ke kantin laper gue ",,, perutnya yang sedari tadi sudah pada demo kepadanya sampai cacing di dalam perutnya pada goyang-goyang karena kelaparan.
" Iya deh iya, ya udah gue shalat dulu ya ". Fiona berlalu pergi dari hadapan Feinya sang sahabat yang selalu setia kepadanya, yang mau berbagi, yang mau mengerti semua tentang perasaannya.
Setelah sepeninggal Fiona untuk melaksanakan ibadah, Feinya asik sendiri dengan ponsel yang dia bawa. Bahkan sampai dia melupakan kekasihnya yang memanggilnya karena dia memang tipe orang yang senang sekali dengan ponsel, sampai bahkan mereka kadang bertengkar karena hal sepele yaitu "Ponsel".
" Hey ... ", dibelakang tubuh munggil Feinya terdengar suara seorang lelaki yang memanggilnya secara tiba-tiba.
" Heh.. iya ", raut muka Feinya langsung terkejut dengan kehadiran sang kekasih.
" Kamu itu kebiasaan deh, dimana-mana ponsel mulu, coba deh satu hari aja kamu gak bawa ponsel bisa gak, pasti juga gak bisa ", Gideon selalu menggerutu setiap dia melihat Feinya sedang asik memainkan ponselnya sampai dia melupakan kekasihnya sendiri, mungkin dia lebih sayang ponselnya dari pada pacarnya sendiri.
" Iya sayang maafkan aku ya, tadi aku lagi sibuk dengan permainan baruku ", bahkan Feinya mampu memasang muka jahilnya saat Gideon marah padanya. Itulah yang menjadi kunci sukses hubungan mereka sampai hubungan mereka mampu bertahan selama 5tahun.
" Kebiasaan lama kamu itu tak pernah hilang sampai sekarang berubah dong yang "
" Iya sayang, maafin aku deh, jangan marah-marah mulu dong, ntar kalau Fiona denger kan gak enak ".
" Udah ah ayo ke kantin, laper aku "
" Bentar dulu yang, nuggu Fiona selesai ibadah dulu "
" Iya sayang ".
********
Seperti waktu yang tak ingin berhenti berdetak sama sekali, tetap ditempat yang sama dengan hal yang sama. Mungkin belum saatnya untuk menemukan dia, dia siapa dia, dimana dia sekarang, entahlah semoga saja semuanya berjalan dengan skenario tuhan. Hanya tuhan lah yang selalu tau apa jalan yang akan aku lalui.
********
Detik jam pun berjalan sesuai arah jarum yang berputar, siang itu mungkin suasana yang sangat membosankan dan sangat panas, hari yang sangat melelahkan, seharian didalam kampus membuat Fiona da Feinya bosan dengan kegiatan yang hanya itu-itu saja.
" Fi,,, kantin yuk ", setiap kali Feinya merasa bosan dengan suasana dikampus dia selalu mengajak Fiona untuk pergi ke kantin, dipojokan sebelah kiri, dibawah pohon cerry yang begitu sejuk, adalah tempat favorit mereka berdua.
" Iya bentar ya, aku beresin buku dulu ya ", dia sangat sibuk mengemasi barang-barang nya yang begitu banyak sampai dia tak terlalu memeperhatikan gerak-gerik sahabatnya yang seperti cacing kepanasan.
" Cepatlah sudah haus aku ini, lihatlah sahabatmu ini yang sedari tadi bertingkah aneh seperti ini "
" Iya iya dasar kamu itu tukang cerewet kalau masalah seperti ini, sampai aku kalah dengan bawel mu itu "
" Sudahlah aku lagi males debat sama kamu, sekarang cepatlah kekantin aku haus "
" Kamu itu selalu tak sabar, seperti orang yang tak minum berbulan-bulan "
" Sudah lah ayo sekarang kesana, aku juga pengen traktir kamu makan mie ayam kesukaan mu "
" Iya deh ayo berangkat "
Selang mereka pergi dari ruangan kelas, ternyata Agri mencari Feinya untuk hal yang seperti biasa dan hal yang sama yaitu " Meminjam buku materi hari ini untuk disalin dibukunya ". Sikap yang sebenarnya mudah ditebak untuk hal yang sepele seperti itu, tapi hanya saja dia mencoba menutupi semua itu. Tapi ternyata yang dia cari tak ada ditempat, meskipun begitu dia tetap saja mencarinya hingga dia bisa mendapatkan apa yang dia cari. "KANTIN" kata yang langsung muncul ketika dia binggung mencari sesosok cewek mungil tapi sedikit menjengkelkan dan membuatnya kadang merasa ingin menelannya hidup-hidup. Sesegera mungkin dia mencari kekantin yang tak begitu luas, tepatnya dipojokan dia menemukan sesosok wanita yang dia cari.
" Fe.." teriak lelaki kekar itu yang suara membuyarkan lamunannya akan Gideon.
" Iya, buset deh loe lagi bosan gue lihat loe mulu "
" Tenang dulu dong sob, gue ada perlu sama loe "
" Pasti loe mau pinjem buku gue lagi kan, bilang aja "
" Hehehehehehe iya .. kok loe tau sich, ". Tapi sekejap dia tertegun dengan sesosok gadis cantik disebelahnya yang diam sibuk dengan buku diary nya.
" Woey loe diam aja kenapa loe, nih bukunya "
" Heh, apa iya iya, maaf ", dia langsung tersadar dengan bentakan Feinya yang membuyarkan lamunannya terhadap wanita cantik yang duduk dipojokan.
" Jangan loe bilang kalau loe lagi lihat cewek itu "
" Enggak kok ngapain juga aku lihat dia, gag ada untungnya juga "
" Udahlah tatapan loe kelihatan kok "
" Udah ah siniin tuh buku, lama amat sih loe "
" Nih, besok balikin ya, gue juga butuh "
" Iya bawel ".
Siapa gadis cantik tadi, dimana dia tinggal, siapa yang memilikinya, masih poloskah, baik atau buruk entahlah, sebuah perasaan penasaran yang begitu memuncak dihati nya yang ingin tau siapa sesosok gadis tadi. Yang membuat hatinya sedikit goyah dengan pendirian nya, atau kah ini akan tumbuh menjadi cinta. Cinta kepada gadis baru yang belum pernah aku tau gimana mempunyai perasaan kepada gadis yang menutup semua auratnya. Perasaan yang campur aduk ini berusaha aku cari tahu agar aku dapat jawaban untuk semua pertanyaan ku.
To Be Continued